Pengembangan Instrumen Berbasis SJT
Workshop-2
Penyusunan Draft Instrumen Pemetaan Kompetensi Guru, KS dan Pengawas Sekolah Berbasis Situational Judgement Test (SJT)
Workshop ini adalah lanjutan dari kegiatan workshop-1 (klik) yaitu workshop analisis kebutuhan dan bedah indikator model kompetensi guru, KS, Pengawas Sekolah. Pada workshop-1 tersebut telah dihasilkan definisi operasional (indikator perilaku) dan kontekstualisasi (bukti dukung) untuk setiap sub-sub indikator kompetensi teknis dari panduan model kompetensi guru, KS, PS .
Pelaksanaan Workshop-2
- Selasa s.d Jumat mulai tanggal 5 s.d 8 Maret 2024, di Savana Hotel, Kota Malang
- Narasumber kegiatan : Tim teknis Psikometri Dikmensus Ditjend GTK, Tim teknis Model Kompetensi Dikmensus Ditjen GTK, Pejabat struktural dan widyaiswara dari BBGP
Pada Blog ini, penulis akan berbagi pengetahuan baik dari apa yang telah kami pelajari dari narasumber dan juga hasil elaborasi pemahaman kami dari berbagai sumber terkait SJT saja, yang mungkin berguna bagi Bapak Ibu yang ingin mengembangkan instrumen SJT.
Situational Judgement Test (SJT)
Situational Judgement Test atau SJT adalah tes psikometri yang menyajikan skenario berbasis kasus di tempat kerja yang disertai serangkaian alternatif tindakan/respon yang menjadi opsi jawaban. Peserta tes akan ditanyakan apa yang akan atau harus "mereka lakukan" jika menemui situasi seperti itu. Opsi jawaban yang mendapatkan skor tertinggi adalah tindakan yang paling efektif dengan apa yang diukur (Landy & Conte, 2004).
Psikometri atau pengukuran psikologis adalah cabang ilmu psikologi yang mendalami seluk beluk pengukuran dan analisis berbagai perbedaan antar individu (individual differences) sehingga dapat dikatakan bahwa psikometri mempelajari perbedaan antar individu dan antar kelompok. Psychometric test adalah tes yang mampu mengukur potensi kemampuan kandidat untuk menjalani satu jenis pekerjaan secara objektif
Tahap dalam mengembangkan SJT
(sesuai yang disampaikan narasumber) antara lain:
- Penentuan konstruk ukur
- Penyusunan kisi-kisi
- Pastikan indikator dalam kisi-kisi mencerminkan tujuan dan aspek yang ingin diukur/dicapai.
- Satu indikator dalam kisi-kisi hanya bersifat mengukur satu perilaku saja.
- Kisi-kisi berasal dari materi utama aspek yang ingin diukur. Bisa berasal dari peraturan yang berlaku, panduan, teori yang ingin diukur atau materi lain yang terkait.
- Kisi-kisi bersifat operasional (tidak abstrak) yang dapat diterjemahkan dalam bentuk perilaku.
- Penulisan Stem
- Stem berisi skenario permasalahan dalam sebuah situasi tertentu di pekerjaan.
- Ada dua macam skenario yaitu:
- Skenario Tanpa Dilema (hanya permasalahan saja)
- Skenario dengan Dilema (pertentangan dua hal), Skenario yang dibangun di SJT untuk orang dewasa, dapat berupa situasi yang kompleks dan memuat dilema.
- Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Penulisan STEM
- Butir soal ditulis dengan rinci dan jelas
- Butir soal hanya mencantumkan pernyataan yang diperlukan saja. Tidak mencantumkan suatu materi / kalimat yang tidak diperlukan.
- Tidak membuat pertanyaan pada awal atau ditengah kalimat.
- Menggunakan bahasa yang singkat, padat, dan mudah dipahami.
- Hindari penggunaan isyarat dan istilah, kata selalu dan tidak pernah.
- Minimalkan penggunaan butir soal yang dinyatakan dalam kalimat negatif.
- Jika menggunakan kata negatif, tekankan dengan jelas dengan dicetak miring seperti “kecuali”, “bukan”.
- Tidak mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.
- Tidak memberi petunjuk ke arah jawaban benar.
- Soal yang disusun tidak berkaitan dengan soal sebelumnya.
- Gambar, grafik, tabel, diagram, dsb. yang terdapat pada soal harus jelas dan mempunyai makna.
- Tiap item fokuskan pada konsep/indikator tunggal. Jangan sampai item merujuk pada dual hal yang berbeda (double barrel)
- Penulisan respon
- Opsi jawaban yang mungkin dilakukan oleh peserta dalam merespons stem
- Ada 4 atau 5 jawaban
- Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Penulisan RESPONS
- Hindari opsi jawaban benar yang terlihat lebih panjang atau lebih pendek dari opsi yang salah.
- Panjang kata atau kalimat opsi jawaban harus relatif sama.
- Hindari menyatakan opsi yang memiliki poin tinggi lebih detail daripada opsi yang poin lebih rendah.
- Jadikan semua opsi secara tata bahasa konsisten dengan narasi butir soalnya.
- Buatlah setiap opsi jawaban masuk akal dan memiliki peluang untuk dipilih oleh peserta ujian.
- Pilihan jawaban tidak mengulang kata atau kalimat yang sama.
- Opsi jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berurutan atau sesuai kronologinya.
- Hindari penggunaan :
- bahasa atau istilah teknis yang mungkin tidak diketahui oleh peserta ujian.
- kata-kata emosional seperti omong kosong, bodoh dan tolol.
- komentar sembrono atau pernyataan yang tidak masuk akal.
- kalimat yang didasarkan pada stereotip tertentu.
- Pertanyaan pemantik pada instruksi, ditentukan sesuai kebutuhan
- Behavioral Tendency :Meminta responden untuk mengidentifikasi bagaimana mereka akan berperilaku dalam situasi tertentu. Akan dilakukan (would do).
- Knowledge: Meminta responden untuk mengevaluasi efektivitas tanggapan yang mungkin untuk situasi tertentu. Harus dilakukan (should do).\
- Contoh instruksi yang dapat digunakan: Apa yang Anda lakukan saat menemui situasi tersebut?Langkah apa yang perlu dilakukan?Upaya yang Anda lakukan adalah ....
- Telaah Butir Soal
- Uji Coba
- Analisis Butir Item
- Evaluasi Properti psikometri
- Instrumen siap digunakan
Contoh soal (contoh dari materi narasumber kegiatan, Ibu Cita)
Skenario: Situasi dengan Dilema
- Menampilkan permasalahan yang dibarengi dengan munculnya informasi tambahan yang membuat pengambilan keputusan perlu mempertimbangkan hal tersebut.
- Informasi tambahan tersebut memuat sebuah pertentangan dua hal atau lebih yang sesuatu yang dapat dipakai sebagai landasan untuk mengambil keputusan
- Skenario dengan melibatkan dilema akan merangsang peserta tes untuk mengambil kesimpulan yang merepresentasikan perilaku kesehariannya.
- Dengan Dilema
- Seorang teman Anda bercerita bahwa Ia sedang mengalami musibah dan membutuhkan uang, Ia meminta bantuan kepada Anda untuk dapat meminjamkan uang kepadanya. Namun cerita yang Anda dengar bahwa teman Anda tersebut terkenal sering meminjam uang dengan berbagai alasan dan bermasalah dalam pengembalian uang yang dipinjam. Tindakan yang Anda lakukan adalah ....
- Tanpa Dilema
- Seorang teman Anda bercerita bahwa Ia sedang mengalami musibah dan membutuhkan uang, Ia meminta bantuan kepada Anda untuk dapat meminjamkan uang kepadanya. Tindakan yang Anda lakukan adalah ....
Operasionalisasi Perilaku
- Memahami penggunaan kurikulum dalam proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
- Jika guru memahami penggunaan kurikulum, apa yang guru tersebut lakukan
- Bagaimana bentuk perilakunya?
- Apa masalah yang sering terjadi dalam penggunaan kurikulum?
- Mengevaluasi penggunaan kurikulum dan merancang perbaikan proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
- Jika guru mampu mengevaluasi penggunaan kurikulum yang telah dilakukan,
- bagaimana bentuk perilakunya? Apa upaya yang dilakukan?
- Apa kesulitan yang sering ditemui dalam mengevaluasi penggunaan kurikulum?
Saat merencanakan pembelajaran untuk minggu depan, Anda sebagai guru menyadari bahwa sebagian besar peserta didik di kelas Anda memiliki minat yang berbeda-beda. Beberapa peserta didik sangat antusias tentang topik tertentu, sementara yang lain kurang tertarik atau bahkan tidak menyukai topik tersebut. Anda sebagai guru dituntut untuk menyelaraskan materi dengan kebutuhan kurikulum, yang mungkin tidak selalu sesuai dengan minat individu peserta didik, tetapi di sisi lain perlu juga memprioritaskan minat peserta didik untuk meningkatkan keterlibatan mereka.
Upaya yang akan Anda lakukan dalam situasi tersebut adalah ....
a. Menyesuaikan kurikulum dengan minat mayoritas peserta didik dan memberikan pemahaman kepada peserta didik yang kurang tertarik mengenai manfaat dari topik yang dipelajari.
b. Melibatkan peserta didik dalam penentuan bagaimana topik kurikulum dapat disesuaikan dengan minat mereka tanpa mengorbankan pemahaman yang diperlukan dari kurikulum tersebut.
c. Mengadakan diskusi kelas untuk membahas topik yang kurang diminati oleh peserta didik dan merancang variasi aktivitas pembelajaran yang dapat memancing minat peserta didik.
d. Membentuk tim kerja antarguru yang bertanggung jawab untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang memadukan kebutuhan kurikulum dengan minat peserta didik secara efektif.
e. Membuat panduan yang berisi tips dan saran praktis untuk membantu rekan sejawat yang mungkin menghadapi tantangan serupa dalam menyelaraskan minat peserta didik dengan kebutuhan kurikulum.
Demikian materi yang kami dapatkan dalam workshop 2, penyusunan instrumen berbasis SJT. Sedangkan soal SJT yang kami susun untuk kegiatan pemetaan, mohon maaf tidak kami tayangkan karena semua instrumen yang disusun peserta kegiatan workshop menjadi hak dan wewenang penyelenggara kegiatan yaitu BBGP Jawa Timur.
Terimakasih banyak dan tetap semangat untuk terus belajar sepanjang hayat..
Belum ada Komentar untuk "Pengembangan Instrumen Berbasis SJT"
Posting Komentar