Mindfulness dalam Penerapan Pembelajaran Sosial Emosional pada Peserta Didik
Mindfulness dalam Penerapan Pembelajaran Sosial Emosional pada Peserta Didik
Masa pandemi berdampak pada aspek psikososial dari anak dan remaja di antaranya adalah perasaan bosan karena harus tinggal di rumah, khawatir tertinggal pelajaran, timbul perasaan tidak aman, merasa takut karena terkena penyakit, merindukan teman-teman, dan khawatir tentang penghasilan orangtua. Dampak paling membahayakan adalah sebanyak 62 persen anak mengalami kekerasan verbal oleh orang tuanya selama berada di rumah.
Pernyataan tersebut adalah Nyata kita lihat di sekeliling, terjadi ketidakmerataan akses terhadap fasilitas pendukung untuk pembelajaran daring selama ini.
TAMPAK KERAGAMAN MURID saat PTMT
DIBUKANYA kembali pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di sekolah-sekolah sudah menjadi pilihan kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) sejak September 2021. Siswa-siswa pendidikan usia dini, sekolah dasar, menengah pertama dan menengah atas kini boleh masuk kelas kembali dengan menjaga protokol kesehatan yang ketat.
Awal mula PTMT menjadi suatu aktivitas yang baru bagi murid. Layaknya suatu aktivitas yang baru, maka seseorang akan membutukan semangat yang baru juga, tidak terkecuali siswa jenjang SMP.
Motivasi mengajar guru mengacu pada pikiran dan perasaan guru untuk terlibat dalam pengajaran (Roth et al, 2007). Para guru saat PTM perlu mengidentifikasi kembali motivasi mengajarnya.
Guru membantu murid dapat beradaptasi pada masa transisi pembelalajaran jarak jauh menuju pembelajaran tatap muka ini. Waktu panjang yang telah mereka habiskan untuk tetap di rumah tidak menutup kemungkinan menciptakan kenyaman tersendiri bagi mereka. Murid butuh dukungan sosial maupun dukungan secara mental agar benar-benar siap menjalankan PTMT.
Siswa tampak beragam dari segi kesiapan belajar. Sejatinya belajar bisa dimana saja, namun tidak semua tempat bisa dijadikan tempat untuk belajar.
Guru perlu membangkitkan sisi anak yang hilang selama pandemi melalui penggabungan pembelajaran yang disebut dengan blended learning (pembelajaran campuran). Jadi, guru menyampaikan materi pelajaran secara tatap muka, sekaligus memanfaatkan aplikasi belajar melalui jaringan internet.
Penerapan blended learning ini akan memberikan manfaat bagi siswa. Di antaranya, dapat menciptakan kemandirian belajar dan tanggung jawab akademis siswa. Menyiapkan siswa untuk menghadapi dunia yang berpusat pada teknologi. Meningkatkan kemampuan kolaboratif. Serta memicu keterlibatan secara penuh (fisik dan sosio emosional) peserta didik dalam proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan (Serevina, 2021).
Akan tetapi, yang perlu jadi catatan, dalam penerapan metode blended learning, guru harus memperhatikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, serta menentukan aktifitas mana yang relevan dengan pembelajaran konvensional dan aktifitas mana yang relevan untuk online learning. Karena komposisi penyajian materi untuk tatap muka dan online dapat menentukan keefektifan pembelajaran dan minat belajar siswa (Kenney & Newcombe (2011: 49).
Sekolah adalah lembaga yang didalamnya memfasilitasi segala perkembangan yang ada pada peserta didik, tidak hanya berputar pada capaian akademik semata, akan tetapi perkembangan motorik halus dan kasar, serta yang tak dapat dilewati adalah perkembangan sosial-emosi. Karena seorang siswa bisa saja menjadi cerdas secara akademik, namun belum tentu matang baik secara sosial dan emosi.
PULIHKAN PESERTA DIDIK melalui PSE GURU
Berdasarkan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa :
"Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara"
Guru diharapkan memiliki kemampuan dalam membangun interaksi dengan peserta didik saat pembelajaran di kelas atau di sekolah. Apakah kita sebagai guru sudah memiliki kemampuan tersebut?
Pendekatan sosio-emosional guru merupakan suatu proses menciptakan iklim/suasana emosional dan hubungan sosial yang positif (hubungan yang baik antara guru dengan peserta didik atau sesama peserta didik) dalam kelas.
Pembelajaran sosial emosional diawali dengan kesadaran penuh oleh guru bahwa tidak cukup jika murid hanya mengembangkan kemampuan KOGNITIF saja tetapi perlu mengembangkan aspek sosial emosionalnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi sosial emosional berperan penting dalam keberhasilan akademik dan kehidupan seseorang.
Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara menyatakan:
"Pendidikan merupakan daya dan upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelektual) dan tubuh anak agar mencapai kesempurnaan hidup sesuai kodrat anak"
Pembelajaran sosial emosional berbasis kesadaran penuh bisa menjadi upaya untuk mengajak murid menyadari, melihat, mendengarkan, merasakan, mengalami berbagai pengalaman belajar yang mengembangkan aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap positif yang seimbang dengan aspek soial dan emosionalnya.
Perlu keterampilan seorang guru dalam merencanakan dan menerapkan pembelajaran yang berbasis kasih sayang, perhatian yang berkualitas, keterbukaan dengan murid,sikap apresiatif dan semangat bertumbuh secara mandiri dan gotong royong.
GURU PERLU MEMAHAMI MINDFULNESS
Pernahkah bapak ibu guru berada di fase banyak aktivitas yang wajib anda kerjakan, ikuti tetapi juga dengan jadwal mengajar dan tugas mengoreksi tugas yang penuh belum lagi tuntutan tugas di luar sekolah yang juga sudah menanti untuk segera diselesaikan. Apakah yang anda rasakan saat itu? Apa yang anda lakukan untuk membantu anda ?
Apakah anda mampu berkosentrasi dalam menyelesaikannya? Apakah hasil yang anda kerjakan optimal ?
Sadarakah bapak ibu, jika murid kita juga kadang kala mengalami situasi yang sama ? Semua guru menuntut murid mengerjakan tugas dengan segera pada waktu yang sama, dengan pengerjaan yang optimal, belum lagi beberapa siswa masih harus menyesuaikan kondisi fisiknya, hubungan teman sebaya yang kurang baik semenjak pandemi, diantara murid masih juga mengalami tuntutan di lingkungan keluarganya dan lain-lain.
Apakah bapak ibu memahami situasi siswa dengan menyadari penuh kebutuhan murid didampingi tumbh kembangnya oleh guru sebagai sosok dewasa yang diteladinya.
Disinilah pentingnya seorang guru perlu memahami dengan kesadaran penuh (mindfulness) mengapa pembelajaran sosial emosional dapat membantu dalam mengelola aspek sosial emosional guru pribadi sekaligus dapat diterapkan pada murid.
Minfulness cenderung menjawab pertanyaan bagaimana daripada APA, mindfulness membantu kita menyadari keadaan terkini dan memberikan respon dengan cepat dan tepat tanpa keluhan. Mindfulness perlu dilatih dalam setiap aktivitas yang kita kerjakan dengan menikmatinya dan rasa tenang dan nyaman.
Kabat Zinn dalam Hawkins, 2017 mengartikan mindfulness muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja jika kondisi yang dialami mengalami 5 kunci berikut:
- kesadaran,
- perhatian yang disengaja,
- momen saat ini,
- rasa ingin tahu tanpa menghakimi dan
- kebaikan hati.
banyak penelitian yang mengungkapkan latihan mindfulness dapat menumbuhkan perasaan yang lebih tenang, pikiran yang lebih jernih yang berpengaruh pada keputusan yang baik dan lebih responsif dan reflektif.
Mindfulness sebagai sebuah teknik memabntu kita mengelola kosentrasi, perhatian , kapasitas untuk mengarahkan kesadaran dengan cara tertentu. Kita dapat memilih untuk merasakan emosi dan pikiran kita dengan mengubah cara struktur otak kita berkembang seperti kita mengubah tubuh kita dengan nge-GYM. Caranya dengan melatih kesadaran penuh dengan kegiatan menyadari nafas, menyadari saat bergerak, berjalan dengan sadar, mengasah indera.
PSE KERANGKA CASEL
Dilansir dari web resmi CASEL Pengertian SEL / PSE (pembelajaran sosial emosional) adalah proses dimana anak-anak dan orang dewasa memahami dan mengelola emosi, menetapkan dan mencapai tujuan positif, merasakan dan menunjukkan empati untuk orang lain, membangun dan memelihara hubungan positif, dan membuat keputusan yang bertanggung jawab. https://casel.org/
PSE berisi keterampilan-keterampilan yang dibutuhjan murid untuk bertahan dalam masalah sekaligus memiliki kemampuan memecahkan masalah tersebut dengan mengunggulkan karakter baiknya secara personal.
Tujuan PSE antara lain:
- memberikan pemahaman dan kemampuan murid dalam mengelola emosi sebagai bentuk kesadaran diri
- membantu menetapkan dan mencapai tujuan positif sebagai bentuk pengelolaan diri
- merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain sebagai bentuk pembelajaran kesadaran sosial
- membangun hubungan relasi yang positif
- membuat keputusan yang bertanggung jawab
- Mengajarkan KSE (kompetensi Sosial Emosional) kepada siswa secara spesifik dan eksplisit
- Mengintegrasikan KSE dalam praktek mengajar guru dan gaya interaksi dengan murid
- mengubah kebijakan dan ekpektasi sekolah terhadap murid-murid
- mempengaruhi pola murid tentang persepsi diri, orang lain dan lingkungannya
- pengalaman murid
- apa yang dipelajari murid
- bagaimana gruu mengajarkannya
Dengan tetap menjalani protokol kesehatan, dan do’a yang senantiasa terus kita panjatkan. Marilah kita sama-sama berharap bahwa badai pandemi kian surut, agar kegiatan sekolah kian makin memberi makna.
Belum ada Komentar untuk "Mindfulness dalam Penerapan Pembelajaran Sosial Emosional pada Peserta Didik"
Posting Komentar